Januari 11, 2011

Godokan

Selamat pagi sang fajar, hari ini tentunya haruslah lebih baik.
Tetap menanamkan energi positif ke diri sendiri,
Yang dampaknya sudah pasti ke diri qta dan orang lain.

Terlalu banyak kasus yang harus diamati,
hingga sibuk berkutat atau menemukan topik mana dlu yang harus diikuti di negeri ini.
Bukan karena ketidakmampuan masyarakat dalam menjangkau pikiran org2 yg katanya hebat ini, tetapi karena sudah terlalu bosan dan menunggu kapan datangnya masa kejayaan yang selalu dinantikan, seperti yg sering diramalkan, bahkan ramalan terkenal jayabaya ikut berperan andil dalam mempengaruhi sugesti masyarakat awam.

Setelah beranjak dari kasus century yang terjadi tahun 2009, yang tidak ada kabarnya, bahkan kasus lumpur lapindo yang juga menguap bahkan bekas tak tersisa, hanya lolongan masyarakat kecil saja yang selalu minta keadilan yg teramat langka di negeri ini, kecuali jika duitnya kencang mengalir, mungkin masih bsa dipikirkan :P

Tahun 2010 merupakan tahun yang cukup berat, karena begitu banyaknya bencana; mulai dari bencana alam, pangan, kemanusiaan, hingga moral.

Dimulai dari bencana alam; kita tau bahwa gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, angin puting beliung, itu sudah menjadi makanan di Indonesia. Bahkan yang lebih dahsyat ketika merapi menunjukan kekuatannya, bahwa seharusnya manusia itu sadar tdk lbh kuat drpd alam, jd merunduklah kita smua dan berlaku adil lah kepada alam yang telah mengasihi kita.
Begitu banyak korban, ketika air mata sudah tidak cukup mampu lagi untuk mengeluarkan tangisan. Berharap keadaan yang lebih baik untuk para korban saat tanggap bencana terjadi, pengharapan pasca bencana tidak bertambah buruk, tp keadaan berkata lain, Banjir lahar dingin menerjam :'(

Apa kabarnya nias yang diluluhlantahkan oleh serangan tsunami?
Apa kabarnya wasior yg terkena banjir bandang?
Apa kabarnya bencana2 lain yg ada di Indonesia?
yang tidak di blow up ke media.
Ketika kita sedang asik mungkin menonton bola, hingar bingar kehidupan malam, menghabiskan sisa malam dgn sampagne, atau rokok, ketika asik bercinta sana sini.
Ketika itulah saudara kita terkena musibah, yang kita sendiri belum tentu sensitif akan itu.
Semoga kita masih bisa mau mengetuk pintu nurani kita, tanpa org lain mengetahui akan hal itu.

Kemiskinan

Seperti layaknya lingkaran setan yg tidak akan pernah terputus, karena harus mengcut sana sini, ditambah jika keadilan belum sepenuhnya ditegakkan, kemiskinan masih akan terus melanda. Miskin harta yang selalu menjadi perkara, bagi kita manusia yang hidup di dunia.
ketika kemiskinan menjadi momok menakutkan, apapun itu smua serba uang, mau masuk sana sini uang, mau beli ini itu uang, mau makan ini itu uang, mau ngurus keadilan hukum aja kalau ga ada uang, ga akan bsa selancar bahkan terhitung stuck di tempat.
Orang2 miskin seperti kita ini, apalagi yang tidak punya kuasa, tidak akan mampu melawan merke yang punya uang dan kekuasaan, karena smua org tau bahwa kedua hal itu yg mengatur berjalannya roda pemerintahan di negeri dongeng ini :P
Upaya dalam Memberantas kemiskinan sama aja kaya mau menghapus noda tinta di kaos, karena kemiskinan di Indonesia itu sifatnya bukan diberantas, tapi harusnya di tanggulangi.
Masyarakat miskin itu diberdayakan, dengan kemampuan minim dan menggali potensi yang mereka miliki.

Moral, Agama, Etika, dn bobroknya manusia.

Ketika kembali moral orang2 Indonesia dipertanyakan? sejauh mana org2 yang berpendidikan dengan moral yg dijunjung tinggi, mampu beretika dan berlaku layaknya "pendidikan" bukan hanya sekedar menjadi civitas akademi tetapi ketika disodorkan uang "licin" langsung menerkam layaknya kucing yang mendpatkan umpan.
Ketika uang bahkan mampu membeli moral dan harga diri orang2.
Bahkan satu2nya yang selalu dibawa manusia kemanapun melangkah, adalah harga diri dan keyakinannya. Poor them.

Pernah saya menemukan suatu ketika sedang terduduk di teras kos teman, saat itu adzan maghrib menyambangi. Isi satu kos penuh dengan lagu metal, dgn sound yg saling adu satu sama lain, bukannya dikecilkan volume nya, mereka trs melantunkan lagu2 itu. Jika mereka bukan pemeluk agama islam, kenapa tdk dikecilkan. Apa salahnya menghargai, tdk lama koq cuma 5menit, adzan itu akan selesai. Padahal mereka smua berpendidikan, yah menggunakan almamater negeri, tetapi tidak bermoral. Bahkan tukang pemungut sampah keliling saja yg notabennya tidak berpendidikan, ketika adzan berlantun, dia masih sempat diam untuk mendengarkan dengan seksama "subhanallah" seraya nya.

Miris ketika mengetahui banyak dari pemuda pemudi yang sedang mabuk cinta melakukan hubungan seks diluar nikah, apalagi dilakukan nya di tempat2 yang menjadi red area (_ _")
Jadi buat apa pelajaran agama yg selalu didapat ketika mereka masih duduk dari sekolah dasar hingga bahkan di jenjang perkuliahan masih mendaptkan, ketika smua berpegang teguh terhadap agamanya masing2, melantunkan puja pujian tetapi mata tetap bergairah menonton film biru, lalu menerapkan nya dengan mencolokan terhadap siapapun yang mungkin mengatasnamakan cinta, yah pemerkosaan atas nama cinta, atau uang.

Pencitraan selalu menjadi simbol di negeri dongeng ini kawan,
apapun yang kamu punya, orang pasti akan menganggap mu apa yg kau bawa dan pakai.
orang selalu berbangga terhadap yg mereka miliki, yang mereka gunakan, padahal smua ujung kehidupan ini adalah fana. Selalu orang mengingat dan mengetahui ini, tetapi yg membedakan adalah komitmen dan tetap konsisten terhadapa apa sebenarnya diri kita.
Pejabat terus berbangga hati memamerkan dan berjalan angkuh ketika turun dari mobil mewah yang kita org miskin hanya mampu berdecak kagum, bukan pada orangnya, tetapi mobilnya :D
Ketika banya org yg selalu merunduk ketika mereka smua para bedebah lewat dihadapan kita, harus menurunkan kepala dan sedikit membungkukan dada "wth, siapa mereka? mereka itu org2 yang kalian pilih. Seharusnya mereka yang memuja si pemilih, bukan kita yg memuja mereka apalagi berharap mereka menaruh setitik perhatian kepada kita"
Rindu rasanya melihat alm. Gusdur yg selalu tampil biasa, hanya berpakaian sarung, atau kemeja ala kadarnya, pemimpin yg tak terlalu sibuk merapihkan citra nya, tidak seperti pemimpin yang lain, menghabiskan berjuta2 anggaran untuk membiayai mereka.

Ahhh indahnya pencitraaan :)

Terlalu indah ketika borok manusia harus dibuka, terlalu indah rasanya ketika harus menjatuhkan orang lain saat diri sendiri masih diselimuti bau bangkai, saya suka untuk meletakkan filosofi kaca untuk intropeksi diri. Dimana setiap orang punya kaca yg cukup besar untuk memandang seberapa jauh diri mereka terlatih dlm menghadapi kehidupan, ketika sudah dirasa cukup, baru berbagi dgn yg lain. Ada pula yg punya kaca tetapi selalu sibuk memberi kaca kepada yg lain, hingga kaca yg ia gunakan berdebu (:

Apa yg ditulis semoga menjadi pembelajaran bagi kita bahwa godokan tentunya sesekali berguna, ketika org lain sibuk mengurusi apa yg menimpa mereka trutama bencana, kemiskinan, msh banyak diluar sana yg sibuk berkutat dengan belajar etika hingga jauh2 ke yunani, dan tentunya sibuk pencitraan di era ini.

Berbanggalah pemuda pemudi di era pertiwi ini,
langkah kaki kita sudah sedikit lbh maju dan kita memiliki apa yg disebut sebagai kebebasan berpendapat yang beretika.


Bangunlah putar putri pertiwi,
mari mandi dan gosok gigi,
tadi pagi, esok hari atau lusa nanti.

Garuda bukan burung perkutut,
sang saka bukan sandang pembalut,
dan coba kau dengarkan pancasila itu bukanlah rumus kode buntut,
yang hanya berisi harapan, yg hanya berisi hayalan.

- iwan fals, bangunlah putra putri pertiwi-